1. Pengertian Transistor
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang
memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor
(Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung,
stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Transistor juga dapat
digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat
akurat dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya
berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang
berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian
transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar
menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh
William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai
digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor
tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
2. Jenis-jenis Transistor
Transistor yang
pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub. Transistor bipolar termasuk
salah satu dari jenis-jenis transistor
yang paling banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Sedangkan
pengertian dari transistor bipolar itu sendiri adalah transistor yang memiliki
dua buah persambungan kutub. Sedangkan jenis transistor bipolar dibagi lagi
menjadi tiga bagian lapisan material semikonduktor yang kemudian membedakan
transistor bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P
(Positif-Negatif-Positif) dan transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Fungsi
transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.
Transistor
kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-jenis transistor yang
ada adalah transistor efek medan (FET). Transistor jenis ini sama seperti
transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki terminal yang dimiliki
oleh transistor efek medan adalah Drain (D), Source (S), dan Gate (G).
Transistor efek medan ini atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar
memiliki hanya satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari transistor efek
medan ini adalah mengatur dan mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain
melalui tegangan yang diberikan pada Gate.
3. Cara Mengukur Transistor
Sedangkan dalam cara mengukur transistor menggunakan multimeter digital kurang lebih sama dengan multimeter analog. Untuk multimeter digital cara pengukurannya dilakukan secara terbalik dari multimeter analog. Mungkin langkah yang berbeda hanyalah pada langkah awalnya. Jika langkah awal pada transistor analog adalah memposisikan saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k, maka multimeter digital adalah mengatur posisi saklar pada posisi dioda (Ohm x1k atau x100k). Multimeter digital ini memiliki fungsi untuk mengukur dioda dan resistensi dalam saklar yang sama.
4. Cara Kerja Transistor
Pada dasarnya transistor ada dua jenis atau tipe dari transistor. Ada transistor BJT atau bipolar junction transistor atau juga lebih dikenal dengan istilah transistor bipolar dan transistor FET atau field effect transistor atau juga lebih dikenal dengan istilah transistor effect. Berikut cara kerja transistor BJT. Sesuai dengan namanya transistor bipolar ( BJT ) menggunakan dua polaritas yang membawa muatan untuk membawa arus listrik pada kanal produksinya. Di dalam transistor bipolar ( BJT ) juga terdapat suatu lapisan pembatas yang dinamakan depletion zone, yang pada akhirnya setiap arus listrik yang akan masuk akan melewati pembatas tersebut dan terbagi karena adanya depletion zone ini.
Transistor effect ( FET ) sedikit berbeda dengan cara kerja pada transistor bipolar. Dimana pada transistor effect ( FET ) ini hanya menggunakan satu jenis polaritar atau pembawa muatan arus listrik. Hal ini jelas berbeda dengan transistor bipolar yang memiliki dua polaritas pembawa muatan. Untuk transistor effect ( FET ), arus yang masuk tidak akan terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor bipolar. Karena posisi letak depletion zone dari resistor effect terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-tengah.
5. Fungsi Transistor
- Sebagai
penguat amplifier.
- Sebagai pemutus dan penyambung
(switching).
- Sebagai pengatur stabilitas
tegangan.
- Sebagai peratas arus.
- Dapat menahan sebagian arus yang
mengalir.
- Menguatkan arus dalam rangkaian.
- Sebagai pembangkit frekuensi
rendah ataupun tinggi.
Jika kita lihat dari susuan semi
konduktor, Transistor dibedakan lagi menjadi 2 bagian, yaitu Transistor PNP dan
Transistor NPN. Untuk dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat
dari bentuk arah panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP
arah panah akan mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah panahnya
akan mengarah ke luar. Saat ini transistor telah mengalami banyak perkembangan,
karena sekarang ini transistor sudah dapat kita gunakan sebagai memory dan
dapat memproses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer
Dengan berkembangnya fungsi
transistor, bentuk dari transistor juga telah banyak mengalami perubahan.
Salah satunya telah berhasil diciptakan transistor dengan ukuran super kecil
yang hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang sudah dikemas di dalam
prosesor komputer). Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang
sangat besar dan lebar, tidak heran komponen ini banyak digunakan didalam
rangkaian elektornika. Contohnya adalah transistor pada rangkaian analog yang
digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan dan lain sebagainya.
Tidak hanya di rangkaian analog, pada rangkaian digital juga terdapat
transistor yang berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan tinggi dan
dapat memproses data dengan sangat akurat.
6. Transistor sebagai Saklar
Saklar dapat dianalogikan sebagai sebuah kran pada
air, dimana fungsi kran air tersebut adalah untuk menghentikan aliran air dari
pipa sebagai jalannya air. Ketika kran ditutup seberapa besar pun tekanan yang
air berikan untuk mengalir sudah tentu dapat tertahan oleh kran air yang
walaupun secara fisik memiliki ukuran yang kecil. Dan ketika kran kembali
dibuka sudah tentu air akan kembali mengalir. Begitu juga di dalam sebuah
rangkaian elektronik, transistor sebagai saklar juga memiliki fungsi
yang mirip dengan kran air yaitu dapat menghentikan aliran listrik pada
komponen, dan juga dapat mengalirkan listrik.
Saklar dalam dunia elektronik sendiri sebenarnya
ada banyak macam dan jenisnya. Tapi tidak ada salahnya juga bagi anda yang
menginginkan menggunakan transistor sebagai saklar. Karena ada kelebihan
apabila menggunakan transistor sebagai alat penyambung dan pemutus aliran
listrik. Beberapa kelebihan apabila menggunakan transistor adalah transistor
cenderung aman digunakan karena tidak akan menimbulkan percikan api ketika
digunakan. Bentuknya sangat simpel. Dan juga sudah tentu harganya lebih murah
dibanding saklar lainnya. Namun selain kelebihan yang transistor berikan
apabila digunakan sebagai saklar, ada juga kekurangan nya dari penggunaan
transistor untuk dijadikan saklar. Salah satunya adalah arus yang dapat ditahan
oleh transistor cukup kecil, sehingga tidak bisa digunakan pada arus yang
sangat besar.